Jumat, 20 Februari 2015
PagI kami sudah bangun dan siap untuk melanjutkan perjalanan ke Denpasar. Rencana awal mama mertua mau ikit tapi mendadak nggak bisa ikutan liburan karena suatu hal penting. Baiklah...mungkin ini memang di set hanya untuk anak muda. Haha
Kami sudah memasukkan semua barang ke dalam mobil ketika tiba-tiba mama mertua sadar rambut anak sulung tersayang gondrong dan memaksa pagi itu juga untuk potong rambut di salon langganan dekat rumah. Bahkan saat salon nya belum buka, dibelain telpon yang punya salon pagi-pagi.haha Permintaan orang tua nggak bisa ditolak. Alhasil perjalanan kami tertunda.
Ketika si ibu salon melihat mas putu, dia berkata "wah ini ibu potong model anak muda jaman sekarang ya.." itu pernyataan bukan pertanyaan. Haha usai dipotong..jeng jeng...taraaa boyband taiwan muncul!!! Hahaha nggak nyangka suamiku bisa tambah ganteng juga... *ups haha
Sekitar pukul 10.00 kami berangkat menuju Denpasar tapi berhenti pukul 12.00 ketika menemukan masjid karena waktunya jumatan. Mencari masjid di Bali bisa dibilang lumayan susah. Semakin menjauhi pulau Jawa, semakin susah ditemukan. Makanya sekalinya ketemu kami langsung berhenti walaupun harus menungu sekitar 1 jam untuk mulai shalat.
Mobil kami parkir di depan restoran pizza sebelah indomaret yang ada di depan masjid. Karena shalat masih belum mulai, kami pergi ke indomaret dulu untuk nebeng ke toilet. Tak disangka hujan deeraaaaassss plus angin datang. Terpaksa kami menunggu di depan indomaret sampai hujan reda.
Ada sebuah pemandangan kala itu yang membuatku terpaku. Di depan indomaret tempat kami menunggu hujan reda, ada seorang pengemis wamita muda dan dua anak kecil laki-laki. Salah seorang di antara anak itu tertidur lelap di lantai keramik dingin teras indomaret. Aku teringat salah satu berita yang baru saja kubaca tentang pengemis yang menculik anak kecil untuk dibawa mengemis supaya dikasihani, tak hanya itu, anak kecil itu juga diberi narkoba agar tidak menangis. Astaghfirullah... Rasanya hati ini tersayat. Semoga anak-anak ini memang anak kandung pengemis muda ini.
Hujan tak kunjung reda, malah bertambah deras, sedangkan adzan sudah mulai berkumandang. Aku memutuskan untuk pergi ke mobil hujan-hujan untuk mengambil payung. Tak mungkin aku meminta suamiku atau cahya yang mengambil karena mereka harus dalam keadaan suci ketika shalat. Sedangkan kalau mau ke mobil sudah pasti kaki akan kotor terkena luapan selokan.
Sesampainya di mobil, aku segera mengambil payung. Tapi tak sengaja aku menendang pintu yang terbuka dari dalam dan menabrak pintu mobil putih di sebelah. Rasanya jantung ini mau copot ketika melihat ada goresan hitam di badan mobil yang mulus. ><
Aku mengesampingkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi termasuk harus mengganti goresan itu, karena shalat jumat akan segera dimulai. Usai memberikan payung kepada dua cowok yang menanti, aku dan adikku segera meluncur ke mobil. Sialnya adikku terperosok ke dlam selokan di samping mobil dan memaksanya untuk ganti celana.haha
Perjalanan kami lanjutkan kembali sekitar pukul 2 siang dengan rasa syukur orang yang punya mobil tidak datang (lhoh) ... Jangan ditiru yaa...
Kami berencana untuk mampir makan siang di Rumah Makan Wardhani daerah Denpasar. Tapi mulai masuk kota saja rasanya sudah stres disambut dengan macet dari segala arah. Ternyata Bali semakin ramai oleh pendatang, warga sudah semakin banyak, tapi lebar bahu jalan tidak bertambah. Akhirnya ya begini ini jadinya. Macet dimana-mana.
Khawatir kami tidak bisa mendapat tempat parkir di depan warung yang terkenal ini, kami memutuskan parkir agak jauh dan jalan kaki. Nyatanya kecepatan jalan kaki kami lebih cepat dsri mobil yang terkena macet. Haha
Pilihan menu nasi campur wardhani pun menjadi santapan siang menjelang sore kami. Ternyata enak banget makananannya. Aku sempat membaca review orang tentang lokasi ini dan banyak yang berkata bahwa jangan bilang pernah ke Bali jika belum makan di warung wardhani. Lokasi nya di Jalan Yudistira No. 2 Denpasar Bali. Bukanya hanya sampai jam 4 sore karena sebelum jam segitu biasanya sudah habis. Beruntung kami datang makanan belum habis. Harga per porsi adalah sekitar Rp 40,000,- , bisa berbeda jika pesan lauk tambahan. Hehe
Kenyang sudah perut buncit kami ini dan bisa melanjutkan ke Kuta tempat hotel kami berada.
Sekitar pukul 4 sore kami sudah sampai di Hotel Adhi Jaya. Tapi, kami salah lokasi.haha KamI seharusnya menuju ke Jalan Sunset Road. Tapi kami malah menuju ke Jalan Raya Kuta. Disana memang ada hotel dengan nama yang sama. Ternyata hotel adhi jaya ini punya cabang banyak. Serasa dibodohi google maps. =="
Setelah muter dan macet sana sini kamI sampai di hotel Adhi Jaya Sunset! yang berlokasi di Jalan Sunset Road dekat By Pass Ngurah Rai. Check-in kami lakukan dulu sebelum mengeluarkan barang khawatir salah lagi. Hahaha. Ceritanya hotel ini memiliki tarif normal per malam sekitar Rp 800,000 ... Terlalu mahal untuk kami yang berkantong tipis ini. Tapi, aku mendapatkan ”secret deal” dari booking.com dan mendapatkan harga Rp 350,000 per malam. Alhamdulillah...kami juga mendapatkan kamar yang keren banget. Ada balkon yang punya view kolam renang, kamar mandi nya bagus banget, tv kabel, welcome drink, dan ada pintu penghubung dengan kamar sebelah yaitu kamar Irfa berhubung dia penakut dan nggak mau ditinggal sendirian di kamar. Haha
Kami putuskan untuk istirahat sebentar sambil menunggu maghrib dan pegi makan malam request mas putu di Jimbaran.
Sebelumnya aku menghubungi kawan baikku yang tinggal di Bali, Ryan, dan menanyakan lokasi makan seafood enak di Jimbaran itu dimana. Dia merekomendasikan satu tempat makan bernama Menega Cafe yang berlokasi di Jalan Four Season Resort, Pantai Muaya, Jimbaran. Website nya http://www.menega.com/
Karena kami belum pernah kesana, kami berpikir tidak perlu lah reservasi dulu. Langsung saja datang dan duduk. Ternyata...dari sekian banyak restoran yang berjejer di pinggir pantai, hanya Menega yang memiliki pengunjung paling banyaaakk. Kami harus mengantri lama hingga dipanggil. Setelah mengantri dan heran kok nggak dipanggil-panggil, mas putu memutuskan untuk bertanya lagi ke orang yang berbeda tentang cara memesan. Ternyata, cara memesan kursi tanpa reservasi adalah...
Harga makanan tergantung season kayaknya. Kami pesan yang model paketan per orang Rp 165.000 untuk 2 orang dan paket 2 orang yanh ada lobster nya Rp 450,000. Memanh mahal, jangan heran. Dari awal aku sudah diberitahu mas putu bahwa makan di Jimbaran akan luar biasa mahal. Mungkin termahal sepanjang kami hidup. Tapi ini pengalaman...so why not? Lagian aku dan adikku belum pernah makan lobster sebelumnya. Hehe
Rasa? Mmm enak sih. Tapi agak hambar gitu untuk ikan dan lobster yang dibakar. Mungkin karena pengunjung banyak, mereka tidak memberikan bumbu lebih di menu yang dibakar. But, overall recommended disini. Apalagi kalau malem gini pemandangannya oke punyaa...
Pemandangan lampu yang berkelap kelip di pinghir pantai... Musik mengalun indah...romantisme lampu teplok di atas meja...dan ikan udang lobster yang mengundang selera....
Karena kami datang kemalaman, kami baru bisa makan sekitar jam 8.30. Dan air sudah mulai pasang. Bahkan kaki harus kami naikkan jika ombak datang. Haha Kami segera menyelesaikan makan malam kami dan kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena besok, hari akan sangat panjang.
( bersambung )
PagI kami sudah bangun dan siap untuk melanjutkan perjalanan ke Denpasar. Rencana awal mama mertua mau ikit tapi mendadak nggak bisa ikutan liburan karena suatu hal penting. Baiklah...mungkin ini memang di set hanya untuk anak muda. Haha
Kami sudah memasukkan semua barang ke dalam mobil ketika tiba-tiba mama mertua sadar rambut anak sulung tersayang gondrong dan memaksa pagi itu juga untuk potong rambut di salon langganan dekat rumah. Bahkan saat salon nya belum buka, dibelain telpon yang punya salon pagi-pagi.haha Permintaan orang tua nggak bisa ditolak. Alhasil perjalanan kami tertunda.
Ketika si ibu salon melihat mas putu, dia berkata "wah ini ibu potong model anak muda jaman sekarang ya.." itu pernyataan bukan pertanyaan. Haha usai dipotong..jeng jeng...taraaa boyband taiwan muncul!!! Hahaha nggak nyangka suamiku bisa tambah ganteng juga... *ups haha
Sekitar pukul 10.00 kami berangkat menuju Denpasar tapi berhenti pukul 12.00 ketika menemukan masjid karena waktunya jumatan. Mencari masjid di Bali bisa dibilang lumayan susah. Semakin menjauhi pulau Jawa, semakin susah ditemukan. Makanya sekalinya ketemu kami langsung berhenti walaupun harus menungu sekitar 1 jam untuk mulai shalat.
Mobil kami parkir di depan restoran pizza sebelah indomaret yang ada di depan masjid. Karena shalat masih belum mulai, kami pergi ke indomaret dulu untuk nebeng ke toilet. Tak disangka hujan deeraaaaassss plus angin datang. Terpaksa kami menunggu di depan indomaret sampai hujan reda.
Ada sebuah pemandangan kala itu yang membuatku terpaku. Di depan indomaret tempat kami menunggu hujan reda, ada seorang pengemis wamita muda dan dua anak kecil laki-laki. Salah seorang di antara anak itu tertidur lelap di lantai keramik dingin teras indomaret. Aku teringat salah satu berita yang baru saja kubaca tentang pengemis yang menculik anak kecil untuk dibawa mengemis supaya dikasihani, tak hanya itu, anak kecil itu juga diberi narkoba agar tidak menangis. Astaghfirullah... Rasanya hati ini tersayat. Semoga anak-anak ini memang anak kandung pengemis muda ini.
Hujan tak kunjung reda, malah bertambah deras, sedangkan adzan sudah mulai berkumandang. Aku memutuskan untuk pergi ke mobil hujan-hujan untuk mengambil payung. Tak mungkin aku meminta suamiku atau cahya yang mengambil karena mereka harus dalam keadaan suci ketika shalat. Sedangkan kalau mau ke mobil sudah pasti kaki akan kotor terkena luapan selokan.
Sesampainya di mobil, aku segera mengambil payung. Tapi tak sengaja aku menendang pintu yang terbuka dari dalam dan menabrak pintu mobil putih di sebelah. Rasanya jantung ini mau copot ketika melihat ada goresan hitam di badan mobil yang mulus. ><
Aku mengesampingkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi termasuk harus mengganti goresan itu, karena shalat jumat akan segera dimulai. Usai memberikan payung kepada dua cowok yang menanti, aku dan adikku segera meluncur ke mobil. Sialnya adikku terperosok ke dlam selokan di samping mobil dan memaksanya untuk ganti celana.haha
Perjalanan kami lanjutkan kembali sekitar pukul 2 siang dengan rasa syukur orang yang punya mobil tidak datang (lhoh) ... Jangan ditiru yaa...
Kami berencana untuk mampir makan siang di Rumah Makan Wardhani daerah Denpasar. Tapi mulai masuk kota saja rasanya sudah stres disambut dengan macet dari segala arah. Ternyata Bali semakin ramai oleh pendatang, warga sudah semakin banyak, tapi lebar bahu jalan tidak bertambah. Akhirnya ya begini ini jadinya. Macet dimana-mana.
Khawatir kami tidak bisa mendapat tempat parkir di depan warung yang terkenal ini, kami memutuskan parkir agak jauh dan jalan kaki. Nyatanya kecepatan jalan kaki kami lebih cepat dsri mobil yang terkena macet. Haha
Pilihan menu nasi campur wardhani pun menjadi santapan siang menjelang sore kami. Ternyata enak banget makananannya. Aku sempat membaca review orang tentang lokasi ini dan banyak yang berkata bahwa jangan bilang pernah ke Bali jika belum makan di warung wardhani. Lokasi nya di Jalan Yudistira No. 2 Denpasar Bali. Bukanya hanya sampai jam 4 sore karena sebelum jam segitu biasanya sudah habis. Beruntung kami datang makanan belum habis. Harga per porsi adalah sekitar Rp 40,000,- , bisa berbeda jika pesan lauk tambahan. Hehe
Kenyang sudah perut buncit kami ini dan bisa melanjutkan ke Kuta tempat hotel kami berada.
Sekitar pukul 4 sore kami sudah sampai di Hotel Adhi Jaya. Tapi, kami salah lokasi.haha KamI seharusnya menuju ke Jalan Sunset Road. Tapi kami malah menuju ke Jalan Raya Kuta. Disana memang ada hotel dengan nama yang sama. Ternyata hotel adhi jaya ini punya cabang banyak. Serasa dibodohi google maps. =="
Setelah muter dan macet sana sini kamI sampai di hotel Adhi Jaya Sunset! yang berlokasi di Jalan Sunset Road dekat By Pass Ngurah Rai. Check-in kami lakukan dulu sebelum mengeluarkan barang khawatir salah lagi. Hahaha. Ceritanya hotel ini memiliki tarif normal per malam sekitar Rp 800,000 ... Terlalu mahal untuk kami yang berkantong tipis ini. Tapi, aku mendapatkan ”secret deal” dari booking.com dan mendapatkan harga Rp 350,000 per malam. Alhamdulillah...kami juga mendapatkan kamar yang keren banget. Ada balkon yang punya view kolam renang, kamar mandi nya bagus banget, tv kabel, welcome drink, dan ada pintu penghubung dengan kamar sebelah yaitu kamar Irfa berhubung dia penakut dan nggak mau ditinggal sendirian di kamar. Haha
Kami putuskan untuk istirahat sebentar sambil menunggu maghrib dan pegi makan malam request mas putu di Jimbaran.
Sebelumnya aku menghubungi kawan baikku yang tinggal di Bali, Ryan, dan menanyakan lokasi makan seafood enak di Jimbaran itu dimana. Dia merekomendasikan satu tempat makan bernama Menega Cafe yang berlokasi di Jalan Four Season Resort, Pantai Muaya, Jimbaran. Website nya http://www.menega.com/
Karena kami belum pernah kesana, kami berpikir tidak perlu lah reservasi dulu. Langsung saja datang dan duduk. Ternyata...dari sekian banyak restoran yang berjejer di pinggir pantai, hanya Menega yang memiliki pengunjung paling banyaaakk. Kami harus mengantri lama hingga dipanggil. Setelah mengantri dan heran kok nggak dipanggil-panggil, mas putu memutuskan untuk bertanya lagi ke orang yang berbeda tentang cara memesan. Ternyata, cara memesan kursi tanpa reservasi adalah...
- Pilih mau makan di dalam gedung atau di pantai. Misal di pantai.
- Cari orang berbaju batik di area pantai.
- Bilang mau pesan tempat, nanti sama dia akan ditulis dan dipanggil sesuai urutan. Normalnya setelah itu akan dipanghil baru pesan makanan. Tapi kami disuruh pesan makanan dulu.
- Pesan makanan dI depan restoran yang ada banyak ikan dipajang di akuarium. Bilang aja atas nama yang ditulis si bapak berbaju pantai.
- Tanyakan lagi ke bapak berbaju batik kapan dipanggil.
- SI bapak akan bilang "bisa lah kita bantu supaya cepat" alias bayar ke dia atau restoran supaya dapat tempat langsung. ==" sepertinya sengaja dibuat begitu oleh pihak restoran
- Setelah dapat tempat duduk, tinggal tunggu makanan datang.
Harga makanan tergantung season kayaknya. Kami pesan yang model paketan per orang Rp 165.000 untuk 2 orang dan paket 2 orang yanh ada lobster nya Rp 450,000. Memanh mahal, jangan heran. Dari awal aku sudah diberitahu mas putu bahwa makan di Jimbaran akan luar biasa mahal. Mungkin termahal sepanjang kami hidup. Tapi ini pengalaman...so why not? Lagian aku dan adikku belum pernah makan lobster sebelumnya. Hehe
Rasa? Mmm enak sih. Tapi agak hambar gitu untuk ikan dan lobster yang dibakar. Mungkin karena pengunjung banyak, mereka tidak memberikan bumbu lebih di menu yang dibakar. But, overall recommended disini. Apalagi kalau malem gini pemandangannya oke punyaa...
Pemandangan lampu yang berkelap kelip di pinghir pantai... Musik mengalun indah...romantisme lampu teplok di atas meja...dan ikan udang lobster yang mengundang selera....
Karena kami datang kemalaman, kami baru bisa makan sekitar jam 8.30. Dan air sudah mulai pasang. Bahkan kaki harus kami naikkan jika ombak datang. Haha Kami segera menyelesaikan makan malam kami dan kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena besok, hari akan sangat panjang.
( bersambung )
No comments:
Post a Comment
Anda bisa memasukkan komentar tentang postingan di sini...Terima Kasih ^.^