05 November 2016

I'm Right and You're Wrong : Sedikit pemahaman tentang bagaimana orang Indonesia berpikir tentang topik keagamaan


Sebelum kumulai tulisan ini, aku ingin Anda (sebagai pembaca) untuk memahami betul bahwa tulisan ini hanyalah tulisan hasil pemikiran individu seorang wanita Muslim berkewarganegaraan Indonesia yang masih belajar banyak hal dan melihat bagaimana isu di Indonesia berkembang di ranah sosial media. Jika, ada salah kata ataupun pemikiran, mohon maaf. Wanita ini bukan orang yang sempurna dan memiliki pemikiran yang mutlak benar. Karena benar buruknya yang menentukan hanya Allah.

Saya mulai tulisan ini dengan menanyakan ke diriku sendiri... "Kenapa aku ingin menulis sesuatu yang sudah panas? Kenapa aku ingin menuliskan tentang pemikiranku disini yang mungkin akan dicerca banyak orang yang tidak sepamahaman denganku?"

Jawabannya cukup mudah... karena aku suka menulis dan aku ingin membagikan buah pikiranku ke orang lain yang mungkin bisa bermanfaat.

Pertanyaan selanjutnya... "Kenapa topik agama? Bukannya masih ada topik lainnya?"

Karena ini mengganggu pikiranku dan merasa bahwa dibutuhkan adanya suatu tulisan yang mungkin bisa membuat orang lain mengerti bahwa "do not just trust media" and "understand that you're the one who should think out of the box" and "be a true Muslim"

"Lalu, apakah dengan ini orang lain bisa mengerti apa yang akan kuceritakan dan mungkin berubah?"

Let's hope that will come true. haha I'm just no body. Aku hanya seorang wanita Muslim berkewarganegaraan Indonesia yang sedang belajar di luar negeri dan berusaha untuk menyelesaikan kuliah, tapi sedih melihat kondisi negara ku dan saudara-saudara ku.

"Ok then... show the readers what you thought."

Sudah tidak perlu ku ungkit terlalu banyak tentang kasus penistaan agama yang menyerang Gubernur DKI Jakarta. Semua orang sudah tahu bahwa itu yang sedang terjadi saat ini karena masalah Pak Ahok yang mengatakan kepada masyarakat Pulau Seribu untuk "jangan mau dibohongi oleh Q.S. Al-Maidah:51"

Yang menjadi poin utama ku disini adalah bagaimana masyarakat Indonesia menyikapi hal ini, dilihat dari sudut pandang seorang wanita yang sedang duduk di balik layar komputer dan sering tidak produktif karena terlalu sering membuka Facebook dan Line. hahaha

Seperti yang sudah biasa terjadi, terutama di periode pemilu, yang namanya isu sering sekali disetir sedimikian hingga membuat suatu berita, terlepas dari benar tidaknya, menjadi luar biasa. Pelakunya? tentu saja media mainstream. Hebatnya, berita ini sangat cepat beredar di internet. Aku tidak heran sih. Karena menurut data statistik, pengguna sosial media di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Bahkan aku pernah membaca di salah satu jurnal internasional, lupa judulnya dan pengarangnya, karena pada saat itu jurnal tidak jadi kumasukkan ke jurnal yang sedang kutulis, bahwa "sosial media adalah media paling efektif dalam sarana penyebaran informasi, terutama di era pemilu." Kalau tidak salah ini yang menulis adalah orang Amerika dan dia melakukan riset tentang proses pemilu presiden tahun 2008-2009.

Kenapa bisa begitu? Karena "the power of peers" itu sangat terasa.

Saat ini aku sedang melakukan riset yang berhubungan dengan "the power of peers". Ketika suatu faktor di dalam teknologi digabungkan dengan pengaruh teman, maka pengaruh ini akan sangat berbeda ketika tidak ada teman di dalamnya. Contoh, kepercayaan terhadap sebuah teknologi, akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas informasi yang diberikan oleh teman. It's proven to be significantly influence.

Jadi, ketika ada berita yang "lumayan hot", masyarakat Indonesia akan dengan mudah mengakses sosial media, menyebarkannya ke teman-temannya atau publik, dan disebarkan ulang oleh teman-teman mereka. Terlepas dari benar atau tidaknya sebuah informasi.

Hal yang cukup unik terjadi ketika sebagian besar, bukan semua, menganggap bahwa apa yang mereka sebarkan ke ranah publik adalah sesuatu yang benar, padahal informasi tersebut belum tentu benar. Kenapa aku bisa tahu? Karena setiap kali ada yang menyebarkan sebuah informasi di sosial media, mereka akan menambahkan buah pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Sebagian besar dari orang-orang ini akan menuliskan tulisan yang menjurus ke arah "this is right and the other is wrong", which is refer too... "I'm right and you're wrong"

Terlebih ketika yang dibahas adalah sesuatu yang berhubungan dengan agama, dalam hal ini agama Islam.

Sebagai seorang Muslim, tentunya kita sudah tahu betul bahwa tidak baik untuk mengucapkan atau bahkan berpikir bahwa kita adalah satu-satunya yang paling benar dan orang lain tidak benar. Karena benar tidaknya sesuatu hanya pada Allah. Kita sebagai manusia, hanya bisa berdoa dan rendah diri terhadap apapun.

Di sisi lain, ketika ada sebuah informasi, haruslah kita untuk ber-tabayyun terlebih dahulu.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.
[al-Hujurât/49:6].




Nah, sebagian besar dari masyarakat Indonesia tidak melakukan tabayyun. Mereka cenderung langsung menentukan bahwa berita tersebut benar adanya.

Memang susah untuk ber-tabayyun kepada orang yang disebutkan di dalam berita tersebut. Tapi, itu lah challenge nya. Apakah bisa melakukan filter terhadap sumber berita mana yang bisa dipercaya maupun tidak? Bagaimana jika tidak bisa?

Alangkah baiknya jika lebih baik diam.


أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ. قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ  كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ  ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.
“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” 
(HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shohih)

Mungkin ada yang bepikir..."hei itu tulisan, bukan ucapan" ... sama saja bukan? apa yang dituliskan adalah apa yang diucapkan.

Hal ini juga tidak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama yang Muslim. Karena mereka cenderung dengan secara terbuka memberikan opini yang semestinya tidak diperlukan untuk orang lain tau.

Di sisi lain, banyak oknum, yang mungkin memanfaatkan kondisi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Aku tidak akan membahas tentang rencana politik maupun ekonomi suatu oknum tertentu. Namun, hal ini sudah banyak diketahui bahwa ketika ada sebuah isu, maka di balik layar, terdapat beberapa orang yang pasti akan memanfaatkan kondisi, apapun tujuannya.

Apakah kita mau membantu tujuan oknum yang tidak baik dengan menyebarkan berita yang belum jelas benar atau tidaknya? Bagaimana jika tujuan itu tidak ada baik-baiknya, hanya buruknya saja?

Banyak yang mungkin beranggapan bahwa "aku tidak tahu ada tujuan itu, yang penting kuanggap benar maka akan ku share"

Inilah yang kurang baik menurutku dan menjadi bumbu ataupun minyak bagi yang sudah panas menjadi lebih panas lagi.

Masyarakat kurang mengerti bahwa jika tidak tahu lebih baik diam, tabayyun, dan tunjukkan dengan yang apa yang dipercaya di dalam konteks yang lebih baik. Misalnya, tidak memilih calon yang dianggap tidak baik. Bukan dengan semakin menyebarkan fitnah ataupun kalimat yang tidak baik.

Dikarenakan cepatnya informasi yang tersebar, membuat orang-orang sepertiku yang notabene "lebih baik diam" menjadi risih. Isi sosial media 80% terkait isu yang sedang panas dan terjadi perdebatan sana sini, yang intinya adalah "I'm right and you're wrong". Lingkungan seperti ini sepertinya tidak baik untuk kesehatan mental saya. haha

The most important thing that we have to put on our mind are ... PATIENT, FORGIVE, and LEARN.

Masih ingatkah apa yang dilakukan Rasulullah ketika bangsanya sendiri membenci Islam, meludahi, dan mencelakai Beliau? Bersabar, memaafkan, dan belajar.

Tulisanku ini mungkin menjadi cambuk untuk diriku sendiri untuk lebih berhati-hati ketika menyebarkan sebuah informasi. Semoga kita menjadi orang yang lebih baik lagi.

Amiinnn...



Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

01 November 2016

Motherhood


Become a mom, a good mom, a respectful mom, a  friendly mom, a playful mom, and the best mom for my child have been one of my dreams since I was a teenager. The desire to have baby of my own is stronger when I married two years ago. However, until now, I'm not yet pregnant.

I'm very understand that when the time is right, God will give me a chance to have a baby. Moreover, I should not underestimate God's will. He knows best for me.

However, my heart is aching and hurt so bad when I see those pictures.

When my friends got pregnant, they instantly told the world via Facebook or any social media. And then more baby pictures on my timeline when these babies born to the world. The cuteness, the love, and the happiness that these people have, I'm not yet having it, Instead, I'm very jealous. My friends told everybody how their child is growing up. How they learn how to walk or speak. Even when their child is just lazy around or sleeping. I want that so badly...

Not only pictures of my friends' babies that make me...crazy.

Even YouTube gives me some video recommendation about mom, baby, and everything about it. Although the videos are not really related with parenting, sometimes when I watch a video about a child and in some part of it the parents come out, I become sad.

The worst part is when my friends ask me ... "Are you pregnant?"

Yes I'm big enough to be told pregnant. Because the biggest part in my body is only my stomach. I've been tried sooo damn hard to make myself slim again, but it failed. Not because I eat a lot. I'm not a big eater. But because I eat hormone pills, so that I can get pregnant. And this pills make me "fat" in the specific area of my body.

I'm tired of being asked that way. I'm tired of people asking me "When will you get pregnant?" If I know, I will tell them. But I DON'T KNOW!!!

The sadness and frustration are very strong in these days. Especially when I have a lot of stuffs going on and need to be done. Overwhelmed.

Then, I remember what I read several months ago on a Facebook post about "being a mom", which tell stories about each woman with different conditions about motherhood.

Woman A, is not yet pregnant. She's trying very hard to be a mom. To hospital, traditional medicine, atc. Even in vitro fertilization. But, didn't work. She's jealous with her bestfriend who married after her but pregnant almost instantly after that.
Woman B, is always pregnant. Many people just told her to stop having a baby. But she can't abort her baby. She used pregnancy prevention pills, but sometimes it just didn't work. She is struggling to fed her babies and send them to school. She's desperate.
Woman C, can't pregnant. She has some problems with her health. But she wants baby so bad. So, she adopt a baby boy from another country. However, this baby boy is not the same as baby of her own.
Woman D, do not want to have a baby. She's just afraid to be a mom. She's struggling with her past life and seeing herself as a bad mom.
These women think the same way.
Woman A wants to be Woman B.
Woman B wants to be Woman D
Woman C wants to be Woman B
Woman D wants to be Woman C

Maybe the story above is not exactly the same with the original story, because I kinda forgot the original one. But, the thing is that there are a lot of women out there that have the same or even worst experience that I have. And people in our environment will always judge us with their own thinking. We can't change their mind and we just need to understand and be patient.

If the time is right... God will give us a chance to become a mom....
God knows best.


Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

26 October 2016

Apakah Aku Harus Selalu Menutup Mata?


Aku tidak pernah sekalipun membayangkan akan terjebak dalam situasi dan kondisi yang membuatku harus (atau kah tidak harus?) menutup mata. Dalam kata lain, pura-pura tidak tahu terhadap kondisi yang salah dan bertolak belakang dengan hati nurani.

Agak susah menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi, karena khawatir kalau yang bersangkutan membaca artikel ini, bisa bahaya juga. haha Jadi, aku akan menggunakan analogi untuk cerita kali ini.

Let's say... aku berada di dalam sebuah institusi, dimana aku bekerja sebagai bawahan yang paling bawah tapi masih di atas nya OB. hehe Tugas ku melakukan apapun yang diminta oleh orang-orang yang memiliki jabatan di atasku, tidak hanya bos besar.

Karena aku tipe orang yang "nurutan" dengan apa yang diminta, as long as itu masih di dalam batas atau lingkup tugasku, aku akan melakukannya dengan senang hati. Walaupun terkadang, ada ucapan pedas yang keluar dari mulut orang-orang yang tidak puas dengan hasil kerjaku, aku akan menganggapnya sebagai kritik untuk membuatku lebih baik lagi. Sakit hati mungkin iya, tapi hanya sebentar. Setelah dibuat shalat dan makan, sakit hati nya hilang. hahaha

Tapi, yang membuatku agak terganggu adalah ketika terjadi tindak korupsi di dalamnya.

Korupsi ada banyak macam nya, ada yang kecil ada pula yang besar. Biasanya yang besar ini yang bisa sampai ketahuan KPK dan ditangkap, lalu masuk TV dan koran. Tapi untuk kali ini, aku tidak tahu sudah sampai skala besar atau tidak, karena aku sih siaapaa bisa tahu sampai segitunya. Hanya saja, aku mengalami korupsi skala kecil yang terjadi padaku.

Ini baru pertama kali nya terjadi padaku dan sangat membuatku terganggu. Secara selama hidupku ini aku tidak pernah berada di dalam sebuah institusi atau organisasi yang kotor. Semuanya bersih dan jika pun ada yang melakukan tindakan berbahaya ini, Alhamdulillah aku tidak pernah tahu.

Yang terjadi adalah ketika gaji bulanan ku di mark-up.

Mungkin ada yang berpikir... "eh, enak donk di mark-up...gaji mu dapetnya lebih besar..."
Sayangnya Anda salah. Gajiku tetap, tapi diperbesar jumlahnya dan aku diminta tanda tangan di kwitansi nya. Jadi, misalnya aku dapat gaji Rp 1.000.000 tapi angka ini diperbesar menjadi 2x lipatnya yaitu Rp 2.000.000. Sedangkan aku benar hanya dapat gaji normalku. Aneh? Jelas. Dimana kah uangnya? Aku tidak tahu.

Kenapa bisa di mark-up? Karena aku dibayar per jam, bukan bulanan. Jadi, laporan yang kubuat tiap bulan untuk diberikan ke atasan, diubah range jam nya. Jadi, misalnya aku kerja dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore, diubah dari jam 9 pagi hingga 9 malam, tiap hari. Wajar tidak? Jelas tidak. Siapa sih yang bisa 12 jam di kantor setiap hari? No one. Bisa sakit kalau tiap hari kerja kayak gitu. Dipikir secara logika saja tidak bisa kok.

Jadi, laporan asli yang kubuat tiap bulan, hanya diarsipkan di dalam departemen saja. Sedangkan laporan hasil mark-up diberikan ke institusi.

Ada beberapa pertanyaan yang mengganjal...

1. Yang menyetujui laporan ini tidak sadar kalau nominal dan jumlah kerja nya tidak wajar atau bagaimana?

Harusnya sih sadar. Mungkin ada something di orang yang setuju ini kan sehingga mau menerima laporan fake dan mengeluarkan dana nya. (Tanda tangannya ada 2 di dalam satu laporan, yaitu aku dan atasan, lalu disetujui orang pusat)

2. Apakah ini beneran korupsi atau kah hanya dinaikkan untuk menambah biaya operasional institusi yang dirasa kurang dan mengalami defisit setiap tahun?

Sudah ditanyakan ke atasan kenapa harus di mark-up, dan hasilnya malah disemprot habis-habisan dengan alasan yang tidak masuk akal.

Kalau dipikir-pikir... hello... emangnya kami ini bodoh dan tidak bisa berpikir ada apa di balik ini semua? Buat apa kami sekolah jauh-jauh ke luar negeri dan tidak bisa memahami kondisi di dalam institusi ini?

Hhhh...

Ketika aku harus memberikan tanda tangan di laporan fake itu, rasanya gemetaran. Nominalnya luar biasa besar dan melebihi jumlah biaya semesteran PhD ku di Taiwan. Aku harus berhenti dari segala kegiatan dan terdiam dengan tangan di atas kertas.

Teman-teman ku yang bernasib sama juga bingung harus bagaimana.

Hati ini tidak kuasa menerima segala hal seperti ini, bahkan hingga terlihat dari tanganku yang bergetar seperti orang terkena serangan tremor.

Lalu, salah seorang temanku yang anak pondok, ngaji tiap kamis malam bersama teman-teman kampus, dan sangat mengerti tentang aku berkata... "udah, tanda tangan aja ndak apa. yang penting kamu nggak makan uangnya."

Ok then... aku tanda tangan.

Malamnya, aku telepon orang tua dan menceritakan semua hal yang terjadi.

Bapakku berkata bahwa begitulah institusi. Mau dimanapun sama. Hal yang sama akan terjadi lagi kalau aku nantinya bekerja di institusi lain yang tidak bersih. Itu namanya budaya tidak baik yang mengakar.

Intinya adalah...tutup mata. Karena tidak ada yang bisa dilakukan oleh diriku yang kacung kampret di kantor dan tidak bisa merubah keadaan. I am no body there.

Yang penting, aku tidak makan uang korupsi itu. Aku menerima apa yang menjadi hak ku, tidak lebih daripada itu.

Tapi... apakah aku bisa terus seperti ini?

Sepertinya tidak.
Aku tidak bisa menutup mata dari kerjadian seperti ini.
Aku tidak bisa membohongi hati nurani ku sendiri.
Aku takut dosa.

Orang yang melakukan tindakan ini akan pergi dari institusi dalam kurun waktu satu minggu dan diganti dengan orang yang baru. Semoga orang baru ini orangnya beragama, bersih, dan disiplin. Semoga aku tidak perlu keluar dari institusi ini.

Namun, jika hal ini terjadi lagi... aku akan pergi.

Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

17 September 2016

Challenge Accepted : Questions for Blogger




Saudara sepupuku yang sangat centil, seorang blogger juga, Primadita Rahma Ekida, sering menanyakan berbagai macam pertanyaan yang... terkadang susah untuk dijawab... dan bersifat personal. Tapi, kali ini, si mbak memberikan challenge untukku yang kebetulan pas banget sedang butuh hiburan di tengah-tengah kerjaan yang bertumpuk dan Taifun yang sedang menerjang Taiwan. Alhamdulillah taifunnya cuma lewat samping, jadi kena efek anginnya doank. Walaupun begitu, nih angin lumayan bikin ngantuk...sliwer sliwer gimanaaa gitu rasanya. *cari kasur

So...let's start with the questions from her which will be answered by me, on this afternoon with a cup of Haagendasz ice cream beside me... :p

1. Apa media sosial yang masih kamu pertahankan, dan kamu rasa you can’t live without?

Semuanya masih dipertahankan. Mulai dari Facebook, Twitter, LinkedIn, AboutMe, Hi5, Tumblr, Line, Whatsapp, Path, dan lain-lain. And without them... I can still live as long as I have my friend's phone number. hahaha 

Oke...saat nya serius. Sosmed yang akan kupertahankan banget... Facebook dan Line. Karena dengan Facebook aku bisa bikin "group" untuk kelas dan beli barang second dari bule-bule se Taiwan yang mau pulang kampung. hahaha Sedangkan kalau Line sih emang karena tempat komunikasi bukan lewat SMS lagi tapi lewat Line, so I have to make sure my Line will work. 

2. Apa buku favoritmu sepanjang masa (bukan Al-Qur’an/Alkitab ya pastinya, itu sih engga usah disebut, hehe)? 

Harry Potter. 
The Historian.

Kebetulan aku jawab tentang ini, sekalian aja kuceritain kejadian yang bikin aku nangis. Beberapa minggu yang lalu, saudara sepupuku yang lain, mas Fikri, datang ke rumahku (di Indonesia bukan Taiwan) dan ngabarin kalau semua buku ku yang di kamar dan berlemari-lemari itu mau diloakin sama Bapakku. Langsung deh aku heboh dan telpon orang serumah. Kata ibuku sih karena terlalu banyak buku dan nggak ada yang ngerawat sejak aku ke Taiwan. Sedangkan aku pulang setahun sekali. But please...books are my life. Di sisi lain, buku Harry Potter yang kupunya itu ngoleksinya bertahun-tahun. Bahkan baru lengkap waktu nemu buku murah di toko buku second di Taiwan. Aku telpon ibuku sambil nangis dan nyeritain sejarah aku bisa dapet semua bukunya. Mulai dikasih orang sampe nabung lama banget (karena ibuku ga mau beliin novel dan akan ngebakar semua novelku kalo aku ga belajar). Quite a story... hahaha

3. Apa momen paling membahagiakan dalam hidupmu hingga saat ini?

Married.

The best days (karena acaranya 2 hari) of my life... Nggak nyangka aja sih bisa nikah pas masih umur 24 tahun dan menikah dengan seseorang yang luar biasa baik. 

4. Apa film paling jelek yang pernah kamu tonton setahun terakhir?

Susah ini. Karena aku selalu lihat film yang bagus. Trailer dulu dilihat. Kalo jelek, nggak jadi nonton. hahahaha

5. Kalau kamu boleh mengulang masa kuliah, adakah hal yang ingin kamu ubah?

Relationship with my friends.

Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin merubah pertemananku dengan mereka. Bukan menjadi lebih buruk, tentu saja. Tapi lebih baik lagi. Mungkin hampir semua orang memahami ini. Ketika lulus dari S1 tiba-tiba semua jenis komunikasi terputus. Tidak seperti dulu yang komunikasi itu konstan dan terus ada. Mungkin jika aku bisa lebih sering berkomunikasi dengan teman-temanku dulu, mungkin sekarang aku tidak merasa kesepian dan merasa bersalah.

6. Siapa blogger favoritmu (selain saya tentunya :p)?

Sampai saat ini belum ada. Mungkin karena aku kurang berinteraksi dengan para blogger lainnya. Sehingga kurang tahu siapa aja blogger yang lagi hits dan kece. haha

7. Apa arti menulis/blogging buatmu?

Blog bagiku adalah tempat pelarian. Terkadang, banyak hal yang tidak bisa ku ungkapkan dengan ucapan lisan atau perbuatan. Tapi dengan menulis, apa yang ada di dalam pikiranku bisa tertuang dengan lebih leluasa dan fleksibel.

Blog juga menjadi tempat pelepas lelah. Dengan segala macam kesibukan dan permasalahan hidup, dengan adanya blog aku bisa dengan leluasa menuliskan berbagai hal yang menyenangkan untuk dibahas dan mungkin bisa bermanfaat untuk orang lain.

8. Kalau suatu hari memoir hidupmu dibuat film, siapa yang kamu pilih untuk memerankan dirimu?

Kayaknya kok nggak mungkin banget memoir hodupku dibuat film. Aku maaahh apaaaaa... Aku mah sapaaa.... hahaha

But, okay. I will still answer this question. Aku mau Maudy Ayunda atau Gita Gutawa. 
Alasan?
Karena mereka pernah sekolah di luar negeri. Tau rasanya sekolah di luar negeri dan perjuangan untuk sendirian di negeri orang. Ada sisi kehidupan di negara orang sebagai akademisi yang harus dijalani, dan ada sisi kehidupan lain di Indonesia sebagai seorang anak, saudara, dan teman. 

9. Apa lagunya Adele yang menurutmu paling galau dan bisa bikin depresi? 

Kok Adele? hahahaha
Nggak ada lagu yang bisa bikin aku galau dan depresi tuh. Mau sesedih apa lagunya. :p

10. Seandainya kamu menjadi atlet, apa olahraga yang akan kamu pilih?

Renang.
I love wateeerrr....

11. Bagaimana pendapatmu tentang ‘perempuan harus bisa masak’? 

Non sense laaahhh... 
Nenek ku pinter masak tapi budhe dan ibuku nggak bisa masak. Mereka fine-fine saja dengan hidup. Ujung-ujungnya aku juga nggak bisa masak. Paling-paling bikin indomie. Masak nasi aja sering salah. hahaha
Aku pernah tanya sama suamiku tentang ini... "aku nggak bisa masak. mas gimana?" tau jawabannya? dia jawab gini... "ga masalah. bisa beli di luar. lagian, aku bisa masak kok." hahahaha
Dan pada akhirnya pun... ketika kami menikah, aku ada semacam "obligation" untuk memasak...walopun nggak enak. Lambat laun, masakanku bisa diterima. Paling nggak bisa dimakan laahhh... hahaha And still... his cooks are still better than me...

Okay, so... that's the end of the questions. 
Now you know some part of me within this questions. hahaha




Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

What I've been doing in this summer


Sudah lama banget rasanya nggak nulis di blog. Terakhir nulis tangga 19 Juli tentang summer yang barusan aja dateng. Niatnya waktu itu akan nulis terus setelahnya paling nggak seminggu sekali. Tapi, terbukti bahwa tidak bisa kulakukan. Sekarang sudah tanggal 17 September. Hampir 2 bulan nggak nulis apa-apa di blog saking sibuknya.

Padahal nih ya kalau teman-teman ku bilang... "Hello, it's summer holiday! What'are you doing this summer so that you didn't have time to write or travel around" Actually... I have the same question. haha

Terlalu banyak hal yang terjadi dalam hidupku di dua bulan ini. Terlalu banyak drama. (Halaaahh) Tapi yang jelas, kesibukan ku bertambah, bukannya berkurang.

Okay, as everyone already knew, I am an international student, specifically PhD. Yang namanya PhD tidak ada kata liburan. Riset tetap harus jalan walaupun waktu libur jadi korban. Proffesor pembimbing juga menargetkan paper ku harus selesai di akhir bulan Agustus. Langsung deh kelabakan hampir tiap hari. haha

Another thing... aku harus membagi waktu ku dengan berbagai organisasi. Sepertinya sudah terlalu tua buatku ikut organisasi ini itu. Tapi, entah kenapa aku nggak bisa keluar dari lingkaran ini. Adaaaa saja teman yang membutuhkan bantuan ku di organisasi A, B, dan C. Walaupun aku berusaha menolak, tapi nggak tahan juga lihat mata kucing orang-orang ini. =.="

Di lain sisi, liburan ini aku mendapatkan kesempatan untuk bekerja part time di salah satu lokasi yang tidak bisa kusebutkan dimana. Kupikir pekerjaan nya ringan... ternyata aku salah besar!!! hahaha Harus masuk selama 4 hari dalam satu minggu, mulai dari jam 9.00 sampai 18.00. Saat kerja pun aku harus berputar-putar dari satu tempat ke tempat yang lain. Menguras tenaga. Sangat menguras tenaga. Akibatnya, sampai rumah hanya bisa terlelap.

Kebetulan minggu ini di Taiwan ada libur yang cukup lama (tidak lama untuk ukuran orang Indonesia, hanya 2 hari + 2 hari sabtu minggu), dan lumayan untuk ku mengejar ketertinggalan riset. Di saat sedang bosan dan suntuk karena tidak ada ide lagi, tiba-tiba sepupuku mengingatkan ku akan blog.

Saat itulah ide untuk menulis muncul lagi. Aneh memang. Tapi mungkin ini kerinduan yang terselubung. haha

Semoga aku bisa istiqomah untuk menulis. Paling tidak seminggu sekali tentang apapun itu.

At least dengan adanya blog, aku bisa melupakan sejenak segala kesibukanku. haha
Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

19 July 2016

Summer is Coming but This Summer is Different



Summer vacation sudah di depan mata, bukan, sudah dilihat sejak sebulan yang lalu. Seperti biasa temen-teman yang tinggal di luar negeri sudah mempersiapkan sejak jauh hari rencana liburannya. Bagi yang belum sidang, akan sidang dalam jangka waktu dekat, lalu pulang ke Indonesia. Bagi yang sudah sidang, ada yang menunggu hingga akhir Agustus sebelum pulang ke Indonesia untuk jalan-jalan keliling Taiwan. Ada pula yang status nya masih mahasiswa, liburan ke Indonesia selama 2 bulan lamanya setelah Idul Fitri dua minggu yang lalu, atau ke negara lain untuk jalan-jalan, seperti Jepang, Korea, Hongkong, Inggris, Singapura, Malaysia, dan lain sebagainya.

Bagaimana denganku?

Nope. Aku tidak punya rencana apa-apa dan aku tidak tahu harus kemana.

Tahun lalu... aku masih sempat posting kegiatan liburan ku di blog. Tapi, beberapa bulan ini kesibukan yang luar biasa membuatku berhenti menulis dan sepertinya keahlian ini menurun drastis. haha Di sisi lain, aku tak punya rencana apa-apa tahun ini, jadi aku pun tak tahu kegiatan apa yang harus ku tulis.

Sebenarnya, aku ada rencana ke Thailand bersama suami ku. Tapi, orangtua kami "menitahkan" untuk pulang ke Indonesia tahun depan saat lebaran. Sedangkan, suamiku hanya bisa pulang saat imlek. Maka tak bisa dipungkiri kami harus pulang 2x tahun depan. Saat imlek dan lebaran. Biayanya besar tentu saja, dan akhirnya kami mengorbankan rencana ke Thailand demi pulang ke Indonesia 2x tahun depan.

Jadi, apa yang akan kulakukan di summer vacation tahun ini?

1. Belajar
Kalau aku mau lulus cepat, nurut kata professor itu sudah pasti. Jadi, sebagian besar waktuku akan kuhabiskan dengan nongkrong di lab dan menulis paper untuk dipublish dengan deadline akhir bulan Agustus. Jangan kira mneulis paper itu gampang. Luar biasa susah. Apalagi kalau prof susah dihubungi seperti prof ku. =.='

2. Bisnis
Sedikit promosi lah yaa... silahkan yang suka dengan planner, kunjungi LivreTheBooks on Etsy. Kalau membuka dari sini, masukkan coupon code HAPPYSUMMER untuk mendapatkan diskon 10%. ^^
Untuk kalian yang suka membaca blogku, pasti sudah tau apa itu LivreTheBooks. Toko online milikku yang menjual aneka planner dalam bentuk pdf. Jadi, tinggal bayar dan download pdf nya deh trus print sendiri di rumah.
Jadi, summer ini aku punya rencana untuk membuat planner lain, masih rahasia sih apa aja plannernya. Tapi, aku kasih clue, tentang liburan. :)
Tak hanya itu saja bisnis yang sedang kujalani sekarang. Ada bisnis lain bersama kawan-kawan yang lumayan menguras tenaga dan pikiran. Tapi worthed. Karena ini bukan sekadar bisnis yang menghasilkan uang saja, tapi hasilnya adalah membantu orang lain yang membutuhkan.

3. Organisasi
Walaupun liburan, organisasi tetap jalan. Ada UT Taiwan, Bamus PPI Taiwan, dan IMSA NTUST. Masing-masing punya perannya sendiri-sendiri dan tugasnya berbeda-beda. Tapi ini yang  membuatku tidak terlalu bosan dengan liburan kali ini. Paling tidak, ada orang lain yang senasib seperjuangan denganku. hahaha

4. Lone Traveller
Karena suami bekerja dan tidak bisa menemani, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau belajar, bisnis, dan organisasi sedang membuatku lelah adalah menjadi lone traveller. Mungkin aku bakalan sendirian keluar jalan-jalan ke tempat yang sudah atau belum pernah kukunjungi sebelumnya. haha Maklum sudah menjadi mahasiswa kadaluarsa yang kelamaan tinggal di negara orang, jadi aku sendiri bingung mau kemana. Tapi, aku akan berusaha tetap menuliskan perjalanan liburan ku tahun ini di sini.

Jadi, bagaimana denganmu? ada rencana liburan summer tahun ini?
Semoga liburan kalian menyenangkan. :)


Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

31 May 2016

Cinta adalah Kita


Kata orang, cinta itu antar dua manusia.
Kata orang, cinta itu buta.

Tapi, kataku cinta adalah kita.
Tidak harus antar dua orang yang saling mencinta.
Tapi, satu kesatuan hati untuk mencinta sesuatu.

Cinta tidak buta, tapi melihat dan mendengar.
Melihat dengan mata terbuka lebar dan telinga yang siap untuk mendengar.

Kadang, ku tak habis pikir dengan cinta kita kepadanya
Cinta yang tak mengenal lelah saat bersamanya.
Walau terkadang "lelah" itu kita ungkapkan dengan canda, tawa, ataupun amarah.

Kadang, ku tak habis pikir dengan cinta kepadanya
Cinta yang tak mengenal putus asa saat ia bersama masalah.
Walau terkadang "putus asa" itu diwarnai tangis kebahagiaan tak kasat mata.

Kadang, ku tak habis pikir dengan cintamu kepada ku.
Seorang yang bukan apa apa.
Kenal pun baru saja.
Namun, kau berikan cintamu kepadaku tanpa syarat. Selayaknya keluarga.

Kadang, ku tak habis pikir dengan hinaan yang terus mendera.
Hinaan berurai canda tawa yang tak pernah dianggap serius.
Walau kadang hinaan itu menelan korban.

Kita memiliki cinta yang sama.
Cinta yang tulus yang tak bisa diungkapkan dengan kata.
Cinta kepada sesuatu yang tak kasat mata.
Cinta akan sesuatu yang bisa membuat orang lain lebih baik.

Kita memiliki ketulusan yang sama.
Tulus untuk membantu
Tulus untuk bekerja
Tulus untuk berirama

Terima kasih kawan atas segalanya
Segala senyuman
Segala tawa
Segala tangis
Segala hinaan
Segala candaan
Segala pengertian
Segala semangat

Terima kasih
Karena mu ku belajar untuk sabar dan menerima
Karena mu ku belajar mencinta
Karena mu ku belajar bertanggungjawab
Karena mu ku ada.

Teruntuk keluarga ku
Bapel Universitas Terbuka Taiwan,
Kalian bukan kawan
Kalian bukan teman
Kalian bukan lawan
Kalian bukan sahabat
Kalian adalah keluarga
Kalian adalah cinta

Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

29 April 2016

Hei Again, Blog! Time Management is hard...


It has been six months since the last time I wrote a blog post. A lot of things happen, especially in how life goes by. Sounds cheesy but it's true. haha

I've been work on some projects, classes, research, organization stuff, and any other important things that make my life super busy in these six months. Even when I write this now, I tried very hard to have time to write even one post. I still have a lot of things need to be handled after I write this blog post.

But when I think about what topic I should choose for today, I do not have any idea. I just couldn't think of one. But then, I got an email from one of my blog readers, she asked me about how life's going, how's my study, and how I manage my time well in my busy life. That's when I realize I have to write about this. Time Management.
Honestly, it's hard to explain how I manage my time because it's all about learned from mistakes. For instance, I learned that I can't say "yes" to everything that my friends asked me to do because it will make my day a lot busier than ever. From mistakes, I can give some suggestions for everybody who needs my help to manage their time.

1. Plan Your Day Every Morning

If you are one of my blog readers, you already knew that I love planners. I always bring my planner everywhere I go and always write everything that I have to do in the day or following days. You don't have to have a good, bling, or colorful planners to plan your day. You just need a notebook (small one) that you can carry wherever you go and fill with your To Do List.

Start with answering this question, "What are the most important things to do today?"

For example, your answers are "Go to classes,  Meet with Emma, and Do homework."

Then, you just have to make the details of those answers, like "Go to Statistic class at 9.15 am in A Building" or "Meet with Emma at 12.30 in Starbucks, have lunch together, bring our project paper."

So, why you have to do this every morning?

Well... as my experience told me, in the morning (after Shubuh prayer usually) is the best time to make use of your brain and start planning your day. Your mind is fresh, and your body is fresh too, after got a nice fresh morning air and water. You can do this after Fajr prayer like I said before if you are Muslim, and if not, you can try to wake up around 5 am in the morning. After a nice bath and refreshing a cup of water, you can start to plan your day before do your daily routine.

Todo List by : LivreTheBooks on Etsy

2. Bring your Planner Everywhere

Like I said, a planner is essential when it's small enough to be placed in your bag. You will need this all the time if you want to have a better time management.

Let's say... you meet a friend for dinner. Then, suddenly he/she said that there's a great gag night that they want to attend with you next Saturday. When you have your planner, you can quickly put the schedule on so that you will not going to forget what will you do on next Saturday. And also, if you already have a plan in that night, you can also directly tell your friend that you can't go and maybe change the date.

Another example, in class, when the teacher told you about homework that has a different deadline than it used to be. For instance, the teacher usually asked everybody to hand in the homework on D-1. But then, suddenly the teacher told you to hand-in on D-3. You absolutely don't want to miss the deadline, right? The planner is the solution.

3. Say "No" if You Already Booked

Sometimes, saying "No" to your friend, teacher, family, or anyone that needs your help to do something is hard. I understand it very much because that's what happen to me a year ago. But then, I realized, if I always say "yes" when still have a lot of things to be handled, I will be messed up.

Start to say something like "Hey I'd like to help but sorry on that day I have other things to do and I'm afraid I can't help you."

I believe they will understand and will not going to push you to do whatever they want you to do. If they still insist, you can show them your planner.

4. Use Productivity App

If you think planner is for a girly girl, you can choose a productivity app instead of a paper planner. There are a lot of app that you can find on Google Play or App Store. You just to find the best one for you. Build-in app also good, because usually they already provided you with a lot of functionality for planning your day.

5. Be Consistent

You already have your planner or app, you already said "No" when you can't do something, then the most important thing is "Be Consistent"

You have stick on your schedule on the day. If you can't do it, promise that you will do it in the first place in the following morning. It will be useless if you have planner but you don't stick to it, isn't it?


I think that's all I can share wit you today. I hope that I can post some new stuff next week. I will try my best to keep posting about life and productivity as a Muslim, an international student, a wife, and a traveller.

Please have comments below about your thoughts in productive life. :)
Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.