02 October 2014

Rasanya Menjadi Istri Plus Mahasiswa



Sebelumnya aku bercerita tentang bagaimana rasanya menjadi ratu sehari alias pengantin. Sekarang aku akan bercerita bagaimana rasanya menjadi seorang istri merangkap mahasiswa. :)

Sudah banyak mungkin yang bercerita bagaimana rasanya menjadi seorang istri. Tapi tidak banyak istri yang merangkap mahasiswa, sepertiku. Apalagi tinggal di luar negeri. Mungkin sedikit dari sedemikian banyak istri yang ikut suami tinggal di luar negeri.

Aku tinggal di sebuah kota yang disebut Silicon Valley nya Taiwan, alias di Hsinchu City. Di dalamnya ada sebuah komplek perkantoran (ada pabrik juga) yang dinamakan Hsinchu Science Park. Suami ku bekerja di salah satu perusahaan yang bermarkas di sana. Lokasi tempat tinggal pun tidak begitu jauh dari kantor. Mungkin hanya 15 menit naik motor.

Tetapi uniknya, aku  seorang mahasiswa S3 yang kuliah di kota lain, yaitu Taipei. Kampus yang sama seperti ketika aku masih kuliah S2 di Taiwan, yaitu National Taiwan University of Science and Technology, di lab yang sama dan advisorku sama juga. Seorang professor terkenal di Taiwan, yang saking terkenalnya sampai sibuk minta ampun dan susah untuk ditemui.hahaa *curcol

The problem is... Taipei dan Hsinchu itu jaraknya 1 jam perjalanan naik bus itupun kalau tidak macet di jalan. Kalau naik HSR (High Speed Rail) atau di Jepang namanya kereta Shinkansen, ditempuh dalam 30 menit. Belum termasuk jalan kali dari terminal / stasiun ke kampus. At least aku butuh maksimal 2 jam perjalan. Bolak balik 4 jam lahh...

Tidak hanya itu...jika aku harus bernangkat pagi, aku harus naik bus pagi yang memakan waktu minimal 1,5 jam perjalanan dan bus yang luar biasa tidak enak baunya karena banyak orang sarapan di dalam bus. Maklum, aku tipe pemabuk darat. hahaha

Perjalanan yang cukup melelahkan. Bukan hanya karena 2 jam perjalanan yang cukup menguras energi tapi juga aku harus melakukan berbagai hal di kampus, mulai dari kelas, lab, riset, dan organisasi. Atau mungkin bahkan bertemu teman atau professor di kampus.

Pada akhirnya kami mengambil keputusan untukku bahwa aku hanya mengambil dua mata kuliah per semester nya. Sehingga praktis aku hanya ke kampus dua kali seminggu. Sisanya aku akan berada di Hsinchu dan mengerjakan semua tugasku disana. 

Alhamdulillah...professor sangat mendukung dengan tidak mewajibkan aku untuk datang ke lab setiap hari dan jga lab meeting berubah dari seminggu sekali menjadi sebulan sekali. hahaha

Oke...mungkin bagi kebanyakan orang beranggapan bahwa enak aku di rumah saja dan tidak harus ke kampus. tapi nyatanya, yang seharusnya aku bisa mengerjakan tugas kuliah secara maksimal, aku terdistraksi dengan berbagai macam pekerjaan rumah.

Yah...namanya juga seorang istri. Tugas utamaku adalah suami dan rumah. Jadi, rumah bersih adalah tanggung jawabku. Household tidak ada habisnya. Mulai dari cucian numpuk, dishes, masak, beres-beres rumah, dsb. hahaha

Mungkin bisa dibilang aku produktif mengerjakan segala tugas kuliah ku hanya 4-5 jam sehari. Berkurang dari kebiasaanku sebelumnya yang bisa bertahan hingga 9 jam mengerjakan tugas kuliah, duduk di depan komputer. Tapi, tidak terus sih... bisa berhenti sebentar untuk shalat. Makan saja di depan layar komputer. Kebiasaan yang kurang sehat. Jangan ditiru. hehe

Produktifitas itu kulakukan mulai ba'da dhuhur karena setiap istirahat siang suamiku akan pulang dan makan di rumah. Sampai sore menjelang maghrib di saat aku akan menyiapkan makan malam.

Tugas tiada habis nya. Berat memang. 

Tetapi...aku sadar bahwa inilah yang justru membuatku bahagia. Aku diijinkan untuk sekolah oleh suamiku saja aku sangat bahagia. Karena tidak semua pria mengijinkan istrinya untuk sekolah lagi bahkan sampai S3.hehe lalu aku juga bisa melayani suamiku dengan maksimal, sesuai dengan amanah dari orang tuaku.

Sebelum aku menikah, orang tua ku pernah berkata "Nduk, jangan sampai kamu beda kota atau negara sama suamimu. Harus selalu bersama. Trus, kalau sudah sekolah lebih tinggi dari suamimu, jangan sekalipun menganggap rendah suamimu. Karena dia adalah kepala rumah tangga dan dia harus dihargai dan dicintai."

Kalimat itu selalu terngiang di otak dan hatiku.

Jadi... walaupun susah menjadi istri plus mahasiswa, bukan menjadi alasan utuk tidak bahagia. ^^

Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

1 comment:

  1. Baru nemu artikel ini.. Terinspirasi mbak, salut ^.^

    ReplyDelete

Anda bisa memasukkan komentar tentang postingan di sini...Terima Kasih ^.^