15 April 2014

Pemilu Legislatif (PILEG) di Taiwan


Bulan April ini adalah saatnya semua yang mengaku warga Indonesia dan memiliki KTP tentu saja untuk berpesta. Pesta Demokrasi. Pesta untuk memilih calon legislatif untuk DPD, DPRD, dan DPR. Memilih dengan pilihannya masing-masing sesuai dengan hati nurani yang bersifat Rahasia, Bebas, Jujur, Adil. Tetapi untuk luar negeri sendiri, kami hanya memilih untuk Daerah Pemilihan DPR Jakarta 2.



Pemilu di luar negeri diberikan kebebasan kapan pemungutan suara dilaksanakan dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi pemilih yang notabene bekerja di negeri orang dan susah untuk mendapatkan izin majikan atau bos nya walaupun sudah diberikan surat resmi untuk hadir pada pemungutan suara. Oleh karena itu pemilu dilakukan pada hari libur yaitu hari Minggu. Taiwan sendiri melakukan pemilu pada tanggal 6 April dan Hongkong pada tanggal 30 Maret. Namun, untuk perhitungannya harus dilakukan bersamaan pada tanggal 9 April, bersamaan dengan pemungutan dan perhitungan suara di Indonesia untuk menghindari adanya pengumuman pemenang terlebih dahulu di luar negeri dan adanya chaos di Indonesia.

Sistem pemungutan suara di luar negeri sendiri berbeda dengan di Indonesia. Pemilu di Indonesia dilakukan pada hari kerja dan semua kantor diliburkan, serta semua orang berhak untuk datang ke TPS. Namun, di luar negeri beda cerita. TPS yang dibuat tidak bisa ada di setiap kelurahan atau district, dikarenakan jumlah masyarakat Indonesia yang ada di negara tersebut tersebar dimana-mana dan hanya sedikit. Oleh karena itu penempatan TPS ada di tiap kota / city dan kabupaten / county. Tetapi, TPS tidak hanya menjadi salah satu opsi, namun juga ada sistem POS. Surat suara dikirimkan ke alamat pemilih yang memilih untuk mencoblos via pos, lalu mengirimkannya kembali ke alamat KBRI yang ada di negara tersebut.

Jadi, sebelum pemilu dilakukan, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) memberikan pengumuman kepada masyarakat Indonesia yang berada di negara tersebut untuk melakukan verifikasi data pemilih. Pemilih juga dapat memilih untuk datang ke TPS atau via POS. Permasalahannya adalah tidak semua orang mengerti untuk melakukan verifikasi data. Walaupun PPLN sudah bekerja keras untuk melakukan sosialisasi. Karena bisa dibilang di Taiwan sendiri kebanyakan adalah pekerja rumah tangga atau ABK yang kurang mengerti bagaimana cara verifikasi melalui internet. Mereka mengerti internet, namun hanya sebatas Facebook. Ini salah satu fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, PPLN membagi mana yang dikirim via POS dan mana yang datang ke TPS. Lalu, PPLN akan mengirimkan surat undangan dalam dua bahasa kepada pemilih pos maupun TPS yang dapat digunakan sebagai surat ijin kepada majikan karena ada juga yang hari Minggu tidak libur. Undangan tersebut dapat dibawa ke TPS oleh pemilih. Sedangkan untuk yang via POS, dikirimkan satu amplop yang berisi 2 amplop tambahan, surat suara, dan tanda terima serta cara pemilihan yang nantinya dapat dikirimkan kembali ke alamat KBRI. Tetapi, dikarenakan banyaknya alamat yang tidak valid dalam banyak kasus; misalnya pindah almaat tapi tidak lapor, tidak melakukan verifikasi alamat, ada di kota lain saat pemilu, dsb; akhirnya banyak juga yang tidak bisa melakukan pemilihan via POS. Karena orang yang via POS tidak bisa memilih via TPS dengan alasan apapun untuk menghindari duplikasi pemilihan.

Banyak yang tidak mengerti tentang sistem ini, sehingga ketika datang ke TPS, mereka marah-marah karena menganggap bahwa mereka tidak dihargai. Padahal PPLN dan KPPSLN sudah melakukan sosialisasi jauh-jauh hari untuk melakukan verifikasi data pemilih dan juga bagaimana proses pemilu dilakukan.

Lalu, siapakah KPPSLN? KPPSLN adalah Kelompok Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri atau istilah singkatnya panitia pemungutan yang berlokasi di TPS tertentu. Saya adalah salah satu KPPSLN yang berlokasi di Chiayi City, Taiwan. Kami berjumlah 5 orang. Standar KPPSLN adalah 7 orang. Namun karena kurangnya resource akhirnya dimampatkan menjadi 5 orang. Walaupun ada beberapa TPS yang KPPSLN nya berjumlah 7 orang dikarenakan jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan DPK (Daftar Pemilih Khusus) yang berada di TPSLN sangatlah banyak alias lebih dari 2000 pemilih.

Daftar yang KPPSLN pegang adalah daftar-daftar yang sudah dibawa oleh PPLN kepada KPU yaitu DPTLN (Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri) yang diketok pada September 2013, DPTbLN (Daftar Pemilih Tetap Tambahan Luar Negeri) yang diketok pada September 2013 namun dipindah ke TPS lain karena berbagai alasan, DPKLN (Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri) yang diketok pada Maret 2013, dan DPKTbLN (Daftar Pemilih Khusus Tambahan Luar Negeri) yang merupakan daftar orang yang tidak ada di 3 daftar sebelumnya dan diisi pada hari pemungutan suara.

Nah, bagaimana cara kita tahu orang tersebut ada dimana dan dia via POS atau TPS?

PPLN Taiwan membuat sebuah sistem offline terenkripsi yang diberikan kepada KPPSLN yang bertugas untuk mengecek daftar pemilih. Sistem tersbeut menggunakan komputer. Jika pemilih datang, anggota KPPSLN yang bertugas akan mengecek nama orang tersebut di sistem. Jika dia ada di data pemilih TPS tersebut, dia boleh mencoblos. Jika tidak ada, dicek di daftar seluruh pemilih Taiwan. Jika ada akan muncul 2 kemungkinan, dia POS atau TPS lain. Orang tersebut akan diarahkan ke POS atau TPS lain tersebut dan tidak diperkenankan untuk mencoblos di TPS yang bersangkutan untuk menghindari duplikasi suara. Nah, bagaimana jika tidak ada di semuanya? dia akan masuk DPKTbLN dan anggota KPPSLN akan memasukkan nama orang tersebut ke dalam sistem.

Mudah dan cepat bukan? ^_^

Okay...bagaimana dengan proses perhitungan suara sendiri?

Setelah pemungutan suara dilaksanakan, semua kotak pemungutan suara harus diserahkan ke KBRI atau kalau di Taiwan namanya KDEI (Kantor Dagang Ekonomi Indonesia) yang berada di Taipei. Semua KPPSLN yang berada di lokasi manapun harus menyerahkan kotak hasil pemungutan suara yang telah disegel ke PPLN di KDEI di hari yang di sama. Tidak peduli dia haru menempuh perjalanan ber jam - jam. Pokoknya di hari yang sama. Untuk nantinya akan dihitung pada tanggal 9 April.

Perhitungan suara dilakukan bersama dan serentak. Baik di luar negeri maupun di Indonesia. Jadi, kalau ada yang bilang sudah ketauan hasilnya di luar negeri berapa...itu hanya isu. Apalagi isu itu muncul sehari sebelum pemungutan suara di Indonesia. Jangan percaya. haha

Kebetulan jumlah pemilih yang hadir ke TPS tidak memenuhi target. Contohnya di TPS saya. Seharusnya jika datang semua jumlah pemilih adalah sekitar 1800 orang. Namun, yang memilih hanya 308. Inipun yang terbanyak se-Taiwan. TPS lain di bawah angka ini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Analisis saya mengatakan bahwa mereka banyak yang golput, tidak bisa libur, atau lokasi TPS terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Wajar sih...

Untuk perhitungan suara via POS di Taiwan sedikit berbeda dengan di negara lain. PPLN menggunakan sistem barcode pada amplop yang dikirimkan kepada pemilih. Mengapa menggunakan sistem barcode? untuk menghindari adanya surat suara palsu atau duplikasi pemilihan, serta mempercepat proses sortir.

Jumlah surat suara yang datang via POS ada lebih dari 50.000 surat suara dan kami harus menghitung dalam 5 hari termasuk sabtu minggu, dan hanya ada 5 pos perhitungan dengan PPLN sebagai ketua dalam tiap pos. Dikarenakan jumlah yang membludak dan waktu yang sempit untuk melakukan perhitungan serta anggota PPLN hanya berjumlah 5 orang yang bisa melakukan perhitungan, maka ketua PPLN Taipei melakukan inisiatif untuk merekrut pembantu PPLN (termasuk saya) yang dipercaya untuk melakukan perhitungan, dan orang-orang ini adalah close recruitment. Tidak open recruitment seperti saat merekrut menjadi KPPSLN.

Setiap hari nya kami harus mneghabiskan minimal 10.000 surat suara yang dihitung dengan 5 pos perhitungan surat suara plu 1 pos distribusi surat suara. Apa itu pos distribusi? Pos ini adalah yang melakukan sortir surat suara. Mereka akan melakukan scan barcode, mengeluarkan surat suara dari amplop, mengambil tanda terima, dan mengelompokkan per 200 surat suara untuk didistribusikan ke pos-pos perhitungan surat suara. Pos distribusi ini dapat melakukan tugasnya dengan cepat karena terbantu sistem barcode yang dibuat oleh PPLN Taiwan.

Sampai hari terakhir perhitungan...kami tepar. haha Bagaimana tidak jami bekerja lebih dari 12 jam per hari untuk menghitung habis seluruh surat suara yang datang ke KDEI. dan tiap hari pak pos pasti datang menambahkan surat suara yang ada kecuali sabtu minggu karena kantor pos libur. hahaha

Dalam proses perhitungan sendiri harus ada Panwaslu (Panitia Pengawas Luar Negeri) yang berjumlah 3 orang dan Saksi Parpol (Partai Politik). Masyarakat umum juga dapat hadir namun hanya bisa melihat tanpa boleh protes sana sini. yang boleh protes hanya Panwaslu dan Saksi. Mereka juga tidak bisa masuk ke dalam pos perhitungan suara. Lokasi mereka ada di luar pos.

Ada banyak kejadian lucu saat melakukan proses perhitungan suara via POS. Hal-hal lucu ini bukan di prosesnya, tapi di surat suara itu sendiri. Sudah jelas bahwa surat suara sah adalah surat suara yang tidak rusak, hanya olong, dan bagian surat suara itu tidak hilang. Namun, ada yang melakukan pencoblosan dengan berbagai hal kreatif, seperti:
1. Menggunakan SOLDER di bagian lambai partai sehingga hilang bagiannya
2. Menggunakan ROKOK yang juga bakalan hilang bagian surat suaranya
3. Menggunakan JARUM sampai kami harus scan berkali-kali dan diraba-raba untuk mencari lubangnya dimana
4. Ditulisi "Maaf saya bingung"
5. Digambarin macem2 di belakang surat suaranya
6. Surat buat "The Next President" padahal ini bukan milih presiden tapi caleg. haha
7. Puisi cinta untuk PPLN
8. Curhatan karena bingung teman-temannya golput
9. Curhatan kenapa koq banyak TKI bunuh diri
10. DISOBEK hanya partai yang dipilih dan hanya sobekan itu yang dikirimkan balik
11. Gambar lambai partainya ditambahin mulut, hidung, telinga, dsb.
12. Dicoblos semua partainya
13. Di bagian depan surat suara diberi nama dan nomor hape plus email
14. Setelah curat diberi nomor telpeon dan minta pak presiden selanjutnya buat telepon dia
15. dan lain sebagainya sampai lupa saya apa saja saking banyaknya yang aneh.hahahaha

Lalu...apakah sudah sampai disini saja prosesnya? Tidak.

PPLN akan merekap seluruh hasil perhitungan suara via TPS ataupun POS dan ketua PPLN akan ke KPU Jakarta langsung untuk memberikan hasil perhitungan suara tersebut. tapi, banyak yang bertanya...trus surat suara yang ada di luar negeri yang sudah dihitung apakah dikirimkan ke Indonesia juga?

Tidak.

Semua surat suara disimpan di KDEI, terkunci, tersegel, dan berada di dalam ruangan ber CCTV sampai 5 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan jika ada parpol yang protes dan ingin melakukan perhitungan ulang. Mengapa tidak dikirim ke Indonesia? saya tidak tahu alasannya. Tapi mungkin supaya tidak tercampur dengan hasil surat suara yang ada di Indonesia sih.

Seluruh panitia pemilu legislatif 2014 di Taiwan termasuk PPLN, Panwaslu, dan KPPSLN sudah bekerja semaksimal mungkin dengan jujur, rahasia, dan adil. Hasilnya...kami belum tahu. Tunggu hasil rekapannya dari KPU saja yaa... :)

Semoga pemilu legislatif kali ini menghasilkan sosok-sosok baru di ranah politik Indonesia, yang bagus, pintar, jujur, adil, dan bersih serta mau mendengarkan suara rakyat. Tidak hanya tidur setelah mendapatkan kursi, ngentit duit rakyat, jalan-jalan ke luar negeri pakai duit rakyat, atau bahakn nonton film porno saat rapat.

Semoga Indonesia menjadi lebih baik dengan hadirnya orang-orang yang bermartabat dan tidak rendah serendah binatang yang memakan segala apa yang bisa dimakan termasuk duit rakyat.

Semoga orang-orang ini adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya dan mau berguna dan bermanfaat untuk rakyat Indonesia.

Semoga mereka tidak hanya berasal dari militer atau petinggi politik tapi juga berasal dari rakyat  yang benar-benar bekerja untuk rakyat.

Bolehlah jika mereka adalah kalangan artis asal tidak sok mencari sensasi agar mereka masuk TV dan menjadi bahan infotainment selebriti.

Semoga orang-orang ini adalah orang-orang yang diridhai oleh Allah untuk bekerja demi Indonesia.

dan...pemilu belum usai kawan... masih ada pemilu presiden Juli nanti...Ayo Memilih!




Intan Web Developer

A Wife and PhD candidate to-be in National Taiwan University of Science and Technology. Dreamer, Writer, Traveller, and Tech Addict. Like to travel everywhere and experience anything.

No comments:

Post a Comment

Anda bisa memasukkan komentar tentang postingan di sini...Terima Kasih ^.^